99 Asmaul Husna dan Artinya Nama Sifat Allah Yang Indah

Allah memiliki nama-nama yang baik dan indah terdapat dalam Al-Quran, nama-nama yang indah dan baik ini disebut dengan Asmaul Husna.

Al Asmâ ul Husnâ (الأَسْمَاءُ الْحُسْنَى) adalah nama-nama yang indah Allah subhânahu wa ta’âla

Pengertian Asmaul Husna terdiri dari 2 kata yaitu Asma berarti nama dan Husna berarti baik atau indah, sehingga bisa diartikan bahwa definisi asmaul husna dan artinya secara harfiah adalah nama-nama gelar milik Allah yang baik, indah, mulia dan agung sesuai dengan Sifat-sifat Allah.

Nama-nama Allah adalah segala sesuatu yang menunjukkan dzat Allah bersama sifat-sifat kesempurnaan yang terkandung di dalamnya. Seperti ‘القادر’ (berkuasa), ‘العليم’ (mengetahui), ‘الحكيم’ (bijaksana), ‘السميع’ (mendengar), ‘البصير’ (melihat). 
Sesungguhnya nama-nama tersebut menunjukkan dzat Allah dan semua sifat yang terkandung di dalamnya, seperti mengetahui, bijaksana, mendengar, melihat. Sebuah nama menunjukkan dua perkara, sedangkan sifat mengandung satu perkara. Dikatakan bahwa nama mengandung sifat, sedangkan sifat merupakan keharusan sebuah nama. 

99 Asma'ul Husna

Istilah Asmaul Husna dikemukakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dalam firman-Nya (Al Quran)
ٱللهُ لا إِلهَ إِلاَّ هُوَ لَهُ الْأَسْماءُ الْحُسْنى
Artinya : Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai Asmaa’ul Husna (nama-nama yang baik)” (Q.S. Thaha : 8).

قُلِ ادْعُوا اللَّهَ أَوِ ادْعُوا الرَّحْمَٰنَ ۖ أَيًّا مَا تَدْعُوا فَلَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ ۚ وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَٰلِكَ سَبِيلًا

Artinya : Katakanlah (olehmu Muhammad) “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al Asmaaul Husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu”. (Q.S Al-Israa’ : 110)

وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا ۖ وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ ۚ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Artinya : Hanya milik Allah Asmaul Husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama yang baik itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-A’raaf : 180).

99 Asmaul Husna
Jumlah Asmaul Husna ada 99 nama, sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Tirmidzi, diperkuat dengan hadits riwayat Bukhari.
Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda :

إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا مِائَةً إِلَّا وَاحِدًا مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ

Artinya : “Sesungguhnya Allah mempunyai 99 (sembilan puluh sembilan) nama, yaitu seratus kurang satu. Barangsiapa yang menghitungnya (menghafal seluruhnya), niscaya ia masuk surga”

Dalam lain riwayat :

مَنْ حَفِظَهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ

Artinya : “Barangsiapa yang menghapalnya, niscaya ia masuk surga”

(Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 6410 dan Muslim no. 2677, dari hadits Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu)

Berikut dibawah ini tabel asmaul husna dan artinya bahasa indonesia, diurutkan teks asmaul husna  latin dan tulisan arab untuk kemudahan membaca dan menghafalnya.

Asmaul Husna dan Artinya
99 Nama-nama Allah yang Baik dan Indah bersama Sifat-sifat Allah
No.NamaArabIndonesia
AllahاللهAllah
1Ar RahmanالرحمنYang Maha Pengasih
2Ar RahiimالرحيمYang Maha Penyayang
3Al MalikالملكYang Maha Merajai/Memerintah
4Al QuddusالقدوسYang Maha Suci
5As SalaamالسلامYang Maha Memberi Kesejahteraan
6Al Mu`minالمؤمنYang Maha Memberi Keamanan
7Al MuhaiminالمهيمنYang Maha Pemelihara
8Al `AziizالعزيزYang Maha Perkasa
9Al JabbarالجبارYang Memiliki Mutlak Kegagahan
10Al MutakabbirالمتكبرYang Maha Megah, Yang Memiliki Kebesaran
11Al KhaliqالخالقYang Maha Pencipta
12Al Baari`البارئYang Maha Melepaskan (Membuat, Membentuk, Menyeimbangkan)
13Al MushawwirالمصورYang Maha Membentuk Rupa (makhluk-Nya)
14Al GhaffaarالغفارYang Maha Pengampun
15Al QahhaarالقهارYang Maha Memaksa
16Al WahhaabالوهابYang Maha Pemberi Karunia
17Ar RazzaaqالرزاقYang Maha Pemberi Rezeki
18Al FattaahالفتاحYang Maha Pembuka Rahmat
19Al `AliimالعليمYang Maha Mengetahui (Memiliki Ilmu)
20Al QaabidhالقابضYang Maha Menyempitkan (makhluk-Nya)
21Al BaasithالباسطYang Maha Melapangkan (makhluk-Nya)
22Al KhaafidhالخافضYang Maha Merendahkan (makhluk-Nya)
23Ar Raafi`الرافعYang Maha Meninggikan (makhluk-Nya)
24Al Mu`izzالمعزYang Maha Memuliakan (makhluk-Nya)
25Al MudzilالمذلYang Maha Menghinakan (makhluk-Nya)
26Al Samii`السميعYang Maha Mendengar
27Al BashiirالبصيرYang Maha Melihat
28Al HakamالحكمYang Maha Menetapkan
29Al `AdlالعدلYang Maha Adil
30Al LathiifاللطيفYang Maha Lembut
31Al KhabiirالخبيرYang Maha Mengenal
32Al HaliimالحليمYang Maha Penyantun
33Al `AzhiimالعظيمYang Maha Agung
34Al GhafuurالغفورYang Maha Pengampun
35As SyakuurالشكورYang Maha Pembalas Budi (Menghargai)
36Al `AliyالعلىYang Maha Tinggi
37Al KabiirالكبيرYang Maha Besar
38Al HafizhالحفيظYang Maha Memelihara
39Al MuqiitالمقيتYang Maha Pemberi Kecukupan
40Al HasiibالحسيبYang Maha Membuat Perhitungan
41Al JaliilالجليلYang Maha Mulia
42Al KariimالكريمYang Maha Mulia
43Ar RaqiibالرقيبYang Maha Mengawasi
44Al MujiibالمجيبYang Maha Mengabulkan
45Al Waasi`الواسعYang Maha Luas
46Al HakiimالحكيمYang Maha Maka Bijaksana
47Al WaduudالودودYang Maha Mengasihi
48Al MajiidالمجيدYang Maha Mulia
49Al Baa`itsالباعثYang Maha Membangkitkan
50As SyahiidالشهيدYang Maha Menyaksikan
51Al HaqqالحقYang Maha Benar
52Al WakiilالوكيلYang Maha Memelihara
53Al QawiyyuالقوىYang Maha Kuat
54Al MatiinالمتينYang Maha Kokoh
55Al WaliyyالولىYang Maha Melindungi
56Al HamiidالحميدYang Maha Terpuji
57Al MuhshiiالمحصىYang Maha Mengkalkulasi
58Al Mubdi`المبدئYang Maha Memulai
59Al Mu`iidالمعيدYang Maha Mengembalikan Kehidupan
60Al MuhyiiالمحيىYang Maha Menghidupkan
61Al MumiituالمميتYang Maha Mematikan
62Al HayyuالحيYang Maha Hidup
63Al QayyuumالقيومYang Maha Mandiri
64Al WaajidالواجدYang Maha Penemu
65Al MaajidالماجدYang Maha Mulia
66Al WahiidالواحدYang Maha Tunggal
67Al AhadالاحدYang Maha Esa
68As ShamadالصمدYang Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta
69Al QaadirالقادرYang Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan
70Al MuqtadirالمقتدرYang Maha Berkuasa
71Al MuqaddimالمقدمYang Maha Mendahulukan
72Al Mu`akkhirالمؤخرYang Maha Mengakhirkan
73Al AwwalالأولYang Maha Awal
74Al AakhirالأخرYang Maha Akhir
75Az ZhaahirالظاهرYang Maha Nyata
76Al BaathinالباطنYang Maha Ghaib
77Al WaaliالواليYang Maha Memerintah
78Al Muta`aaliiالمتعاليYang Maha Tinggi
79Al BarriالبرYang Maha Penderma
80At TawwaabالتوابYang Maha Penerima Tobat
81Al MuntaqimالمنتقمYang Maha Pemberi Balasan
82Al AfuwwالعفوYang Maha Pemaaf
83Ar Ra`uufالرؤوفYang Maha Pengasuh
84Malikul Mulkمالك الملكYang Maha Penguasa Kerajaan (Semesta)
85Dzul Jalaali Wal Ikraamذو الجلال و الإكرامYang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan
86Al MuqsithالمقسطYang Maha Pemberi Keadilan
87Al Jamii`الجامعYang Maha Mengumpulkan
88Al GhaniyyالغنىYang Maha Kaya
89Al MughniiالمغنىYang Maha Pemberi Kekayaan
90Al MaaniالمانعYang Maha Mencegah
91Ad DhaarالضارYang Maha Penimpa Kemudharatan
92An Nafii`النافعYang Maha Memberi Manfaat
93An NuurالنورYang Maha Bercahaya (Menerangi, Memberi Cahaya)
94Al HaadiiالهادئYang Maha Pemberi Petunjuk
95Al BaadiiالبديعYang Indah Tidak Mempunyai Banding
96Al BaaqiiالباقيYang Maha Kekal
97Al WaaritsالوارثYang Maha Pewaris
98Ar RasyiidالرشيدYang Maha Pandai
99As ShabuurالصبورYang Maha Sabar

Dalam Al Qur’an 99 Asma’ul Husna atau Nama-nama Allah yang Baik dan Indah bersama Sifat-sifat Allah ini dapat ditemukan pada Surah dan Ayat-ayat pada Al Qur’an sebagai berikut ini :

1. Ar-Rahmaan : Yang Maha Pemurah (Al-Fatihah: 3)
2. Ar-Rahiim : Yang Maha Pengasih (Al-Fatihah: 3)
3. Al-Malik : Maha Raja (Al-Mu’minuun: 11)
4. Al-Qudduus : Maha Suci (Al-Jumu’ah: 1)
5. As-Salaam : Maha Sejahtera (Al-Hasyr: 23)
6. Al-Mu’min : Yang Maha Terpercaya (Al-Hasyr: 23)
7. Al-Muhaimin : Yang Maha Memelihara (Al-Hasyr: 23)
8. Al-‘Aziiz : Yang Maha Perkasa (Aali ‘Imran: 62)
9. Al-Jabbaar : Yang Kehendaknya Tidak Dapat Diingkari (Al-Hasyr: 23)
10. Al-Mutakabbir : Yang Memiliki Kebesaran (Al-Hasyr: 23)
11. Al-Khaaliq : Yang Maha Pencipta (Ar-Ra’d: 16)
12. Al-Baari’ : Yang Mengadakan dari Tiada (Al-Hasyr: 24)
13. Al-Mushawwir : Yang Membuat Bentuk (Al-Hasyr: 24)
14. Al-Ghaffaar : Yang Maha Pengampun (Al-Baqarah: 235)
15. Al-Qahhaar : Yang Maha Perkasa (Ar-Ra’d: 16)
16. Al-Wahhaab : Yang Maha Pemberi (Aali ‘Imran: 8)
17. Ar-Razzaq : Yang Maha Pemberi Rezki (Adz-Dzaariyaat: 58)
18. Al-Fattaah : Yang Maha Membuka (Hati) ( Sabaa’: 26)
19. Al-‘Aliim : Yang Maha Mengetahui (Al-Baqarah: 29)
20. Al-Qaabidh : Yang Maha Pengendali (Al-Baqarah: 245)
21. Al-Baasith : Yang Maha Melapangkan (Ar-Ra’d: 26)
22. Al-Khaafidh : Yang Merendahkan (Hadits at-Tirmizi)
23. Ar-Raafi’ : Yang Meninggikan (Al-An’aam: 83)
24. Al-Mu’izz : Yang Maha Terhormat (Aali ‘Imran: 26)
25. Al-Mudzdzill : Yang Maha Menghinakan (Aali ‘Imran: 26)
26. As-Samii’ : Yang Maha Mendengar (Al-Israa’: 1)
27. Al-Bashiir : Yang Maha Melihat (Al-Hadiid: 4)
28. Al-Hakam : Yang Memutuskan Hukum (Al-Mu’min: 48)
29. Al-‘Adl : Yang Maha Adil (Al-An’aam: 115)
30. Al-Lathiif : Yang Maha Lembut (Al-Mulk: 14)
31. Al-Khabiir : Yang Maha Mengetahui (Al-An’aam: 18)
32. Al-Haliim : Yang Maha Penyantun (Al-Baqarah: 235)
33. Al-‘Azhiim : Yang Maha Agung (Asy-Syuura: 4)
34. Al-Ghafuur : Yang Maha Pengampun (Aali ‘Imran: 89)
35. Asy-Syakuur : Yang Menerima Syukur (Faathir: 30)
36. Al-‘Aliyy : Yang Maha Tinggi (An-Nisaa’: 34)
37. Al-Kabiir : Yang Maha Besar (Ar-Ra’d: 9)
38. Al-Hafiizh : Yang Maha Penjaga (Huud: 57)
39. Al-Muqiit : Yang Maha Pemelihara (An-Nisaa’: 85)
40. Al-Hasiib : Yang Maha Pembuat Perhitungan (An-Nisaa’: 6)
41. Al-Jaliil : Yang Maha Luhur (Ar-Rahmaan: 27)
42. Al-Kariim : Yang Maha Mulia (An-Naml: 40)
43. Ar-Raqiib : Yang Maha Mengawasi (Al-Ahzaab: 52)
44. Al-Mujiib : Yang Maha Mengabulkan (Huud: 61)
45. Al-Waasi’ : Yang Maha Luas (Al-Baqarah: 268)
46. Al-Hakiim : Yang Maha Bijaksana (Al-An’aam: 18)
47. Al-Waduud : Yang Maha Mengasihi (Al-Buruuj: 14)
48. Al-Majiid : Yang Maha Mulia (Al-Buruuj: 15)
49. Al-Baa’its : Yang Membangkitkan (Yaasiin: 52)
50. Asy-Syahiid : Yang Maha Menyaksikan (Al-Maaidah: 117)
51. Al-Haqq : Yang Maha Benar (Thaahaa: 114)
52. Al-Wakiil : Yang Maha Pemelihara (Al-An’aam: 102)
53. Al-Qawiyy : Yang Maha Kuat (Al-Anfaal: 52)
54. Al-Matiin : Yang Maha Kokoh (Adz-Dzaariyaat: 58)
55. Al-Waliyy : Yang Maha Melindungi (An-Nisaa’: 45)
56. Al-Hamiid : Yang Maha Terpuji (An-Nisaa’: 131)
57. Al-Muhshi : Yang Maha Menghitung (Maryam: 94)
58. Al-Mubdi’ : Yang Maha Memulai (Al-Buruuj: 13)
59. Al-Mu’id : Yang Maha Mengembalikan (Ar-Ruum: 27)
60. Al-Muhyi : Yang Maha Menghidupkan (Ar-Ruum: 50)
61. Al-Mumiit : Yang Maha Mematikan (Al-Mu’min: 68)
62. Al-Hayy : Yang Maha Hidup (Thaahaa: 111)
63. Al-Qayyuum : Yang Maha Mandiri (Thaahaa: 11)
64. Al-Waajid : Yang Maha Menemukan (Adh-Dhuhaa: 6-8)
65. Al-Maajid : Yang Maha Mulia (Huud: 73)
66. Al-Waahid : Yang Maha Tunggal (Al-Baqarah: 133)
67. Al-Ahad : Yang Maha Esa (Al-Ikhlaas: 1)
68. Ash-Shamad : Yang Maha Dibutuhkan (Al-Ikhlaas: 2)
69. Al-Qaadir : Yang Maha Kuat (Al-Baqarah: 20)
70. Al-Muqtadir : Yang Maha Berkuasa (Al-Qamar: 42)
71. Al-Muqqadim : Yang Maha Mendahulukan (Qaaf: 28)
72. Al-Mu’akhkhir : Yang Maha Mengakhirkan (Ibraahiim: 42)
73. Al-Awwal : Yang Maha Permulaan (Al-Hadiid: 3)
74. Al-Aakhir : Yang Maha Akhir (Al-Hadiid: 3)
75. Azh-Zhaahir : Yang Maha Nyata (Al-Hadiid: 3)
76. Al-Baathin : Yang Maha Gaib (Al-Hadiid: 3)
77. Al-Waalii : Yang Maha Memerintah (Ar-Ra’d: 11)
78. Al-Muta’aalii : Yang Maha Tinggi (Ar-Ra’d: 9)
79. Al-Barr : Yang Maha Dermawan (Ath-Thuur: 28)
80. at-Tawwaab : Yang Maha Penerima Taubat (An-Nisaa’: 16)
81. Al-Muntaqim : Yang Maha Penyiksa (As-Sajdah: 22)
82. Al-‘Afuww : Yang Maha Pemaaf (An-Nisaa’: 99)
83. Ar-Ra’uuf : Yang Maha Pengasih (Al-Baqarah: 207)
84. Maalik Al-Mulk : Yang Mempunyai Kerajaan (Aali ‘Imran: 26)
85. Zuljalaal wa Al-‘Ikraam : Yang Maha Memiliki Kebesaran serta Kemuliaan (Ar-Rahmaan: 27)
86. Al-Muqsith : Yang Maha Adil (An-Nuur: 47)
87. Al-Jaami’ : Yang Maha Pengumpul (Sabaa’: 26)
88. Al-Ghaniyy : Yang Maha Kaya (Al-Baqarah: 267)
89. Al-Mughnii : Yang Maha Mencukupi (An-Najm: 48)
90. Al-Maani’ : Yang Maha Mencegah (Hadits at-Tirmizi)
91. Adh-Dhaarr : Yang Maha Pemberi Derita (Al-An’aam: 17)
92. An-Naafi’ : Yang Maha Pemberi Manfaat (Al-Fath: 11)
93. An-Nuur : Yang Maha Bercahaya (An-Nuur: 35)
94. Al-Haadii : Yang Maha Pemberi Petunjuk (Al-Hajj: 54)
95. Al-Badii’ : Yang Maha Pencipta (Al-Baqarah: 117)
96. Al-Baaqii : Yang Maha Kekal (Thaahaa: 73)
97. Al-Waarits : Yang Maha Mewarisi (Al-Hijr: 23)
98. Ar-Rasyiid : Yang Maha Pandai (Al-Jin: 10)
99. Ash-Shabuur : Yang Maha Sabar

Semoga semua sahabat belajar islam dimudahkan dalam menghafal serta memahami maknanya semua 99 Asmaul Husna beserta Artinya agar senantiasa bisa ingat setiap saat Nama-nama Allah yang Baik dan Indah, sehingga dengan Ridho Allah semoga kita semua dimasukkan kedalam SurgaNya, Amin.

Apakah Nama-nama Allah Hanya Ada 99 Nama Saja ?
Allah sebenarnya memiliki banyak nama yang tidak kita ketahui dan disembunyikan di sisi-Nya. 
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam pernah berdoa, :
( …أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ …)
Artinya : “… Saya memohon dengan seluruh nama yang Engkau miliki, yang Engkau menamakan diri-Mu dengannya, yang Engkau ajarkan kepada salah seorang dari makhluk-Mu, yang Engkau turunkan di dalam Kitab-Mu atau yang Engkau sembunyikan di ilmu ghaib di sisi-Mu…”
Hadîts di atas sangat jelas menyatakan bahwa nama Allah subhânahu wa ta’ala ada nama-nama yang disembunyikan di sisi-Nya.

Jadi nama Allah subhânahu wa ta’ala tidak hanya sembilan puluh sembilan saja. 

Ibnu Katsîr di dalam kitabnya ‘Al-Ahwadzi fî Syarhi At-Tirmidzi’ menyatakan bahwasanya sebagian ulama telah mengumpulkan nama-nama Allah bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah sebanyak seribu nama.
Dalil Asmaul Husna

Nama-nama Allah yang Baik dan Indah berikut dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah lebih dari 99 nama yaitu sebagai berikut :

1. Allah (اللهُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى

“Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Dia mempunyai al asmaa’ul-husnaa (nama-nama yang baik)” [QS. Thaha : 8].

2. Al-‘Adhiim (الْعَظِيمُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

“Dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar” [QS. Al-Baqarah : 255].

3. Al-‘Afuwwu (الْعَفُوُّ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

وَإِنَّ اللَّهَ لَعَفُوٌّ غَفُورٌ

“Dan sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun” [QS. Al-Mujaadilah : 2].

4. Al-‘Aliim (الْعَلِيمُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ خَلَقَهُنَّ الْعَزِيزُ الْعَلِيمُ

“Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?”, niscaya mereka akan menjawab: “Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui” [QS. Az-Zukhruf : 9].

رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

“Sebagai rahmat dari Tuhanmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” [QS. Ad-Dukhaan : 6].

5. Al-‘Aliy (الْعَلِيُّ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ

“Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dia-lah yang hak dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah itulah yang batil; dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar” [QS. Luqmaan : 30].

وَلا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ عِنْدَهُ إِلا لِمَنْ أَذِنَ لَهُ حَتَّى إِذَا فُزِّعَ عَنْ قُلُوبِهِمْ قَالُوا مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ قَالُوا الْحَقَّ وَهُوَ الْعَلِيُّالْكَبِيرُ

“Dan tiyaitu berguna syafaat di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafaat itu, sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata: “Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan-mu?” Mereka menjawab: “(Perkataan) yang benar”, dan Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar” [QS. Saba’ : 23].

6. Al-‘Aziiz (الْعَزِيزُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا صَالِحًا وَالَّذِينَ آَمَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَمِنْ خِزْيِ يَوْمِئِذٍ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيزُ

“Maka tatkala datang adzab Kami, Kami selamatkan Shaalih beserta orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami dan (Kami selamatkan) dari kehinaan di hari itu. Sesungguhnya Tuhanmu Dia-lah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa” [QS. Huud : 66].

لِلَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ بِالآخِرَةِ مَثَلُ السَّوْءِ وَلِلَّهِ الْمَثَلُ الأعْلَى وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

“Orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, mempunyai sifat yang buruk; dan Allah mempunyai sifat yang Maha Tinggi; dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” [QS. An-Nahl : 60].

7. Al-A’laa (الأعْلَى)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأعْلَى

“Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi” [QS. Al-A’laa : 1].

إِلا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِ الأعْلَى

“Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya Yang Maha Tinggi” [QS. Al-Lail : 20].

8. Al-Ahad (الْأَحَدُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ

“Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa” [QS. Al-Ikhlaash : 1].

Juga hadits:

عَنْ بُرَيْدَةَ الْأَسْلَمِيِّ، قَالَ: سَمِعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا يَدْعُو وَهُوَ يَقُولُ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنِّي أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، الْأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ، قَالَ: فَقَالَ: ” وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَقَدْ سَأَلَ اللَّهَ بِاسْمِهِ الْأَعْظَمِ الَّذِي إِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ وَإِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى “

Dari Buraidah Al-Aslamiy, ia berkata : Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah mendengar seorang laki-laki mengucapkan dalam doanya : ‘Allaahumma innii as-aluka bi-annii asyhadu annaka antallahu laa ilaha illaa anta, al-ahadush-shamad alladzii lam yalid wa lam yuulad wa lam yakun lahuu kufuwan ahad (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan bersaksi sesungguhnya Engkau yaitu Allah, tidak ada tuhan yang berhak diibadahi melainkan Engkau. Yang Maha Esa, Yang Tidak membutuhkan sesuatu akan tetapi segala sesuatu membutuhkan-Mu. Tidak beranak dan tidak diperanakkan, tidak ada seorang pun yang menyamai-Mu)”. Lalu Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya. Sungguh, ia telah memohon kepada Allah dengan nama-Nya yang paling agung, yang apabila Ia dimohon doa dengannya, pasti Ia kabulkan. Dan apabila Ia diminta dengannya, pasti Ia berikan” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 3475, Abu Daawud no. 1493, Ibnu Maajah no. 3857, dan yang lainnya; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan At-Tirmidziy 3/432].

9. Al-Akram (الأكْرَمُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ

“Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah” [Al-‘Alaq : 3].

10. Al-Awwal (الأوَّلُ)

11. Al-Aakhir (الآخِرُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

هُوَ الأوَّلُ وَالآخِرُ

“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Lahir dan Yang Batin” [QS. Al-Hadiid : 3].

12. Al-Baari’ (الْبَارِئُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ

“Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan” [QS. Al-Hasyr : 24].

13. Al-Baasith (الْبَاسِطُ)

Dalilnya yaitu sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمُسَعِّرُ الْقَابِضُ الْبَاسِطُ الرَّزَّاقُ، وَإِنِّي لَأَرْجُو أَنْ أَلْقَى رَبِّي، وَلَيْسَ أَحَدٌ مِنْكُمْ، يَطْلُبُنِي بِمَظْلِمَةٍ فِي دَمٍ، وَلَا مَالٍ

“Sesungguhnya Allah-lah yang membuat ketetapan harga. Ia yaitu Al-Qaabidl (Maha menahan/menyempitkan rizki), Al-Baasith (Maha membentangkan/meluaskan rizki), Ar-Razzaaq (Maha menganugerahkan rizki). Dan sesungguhnya aku berharap menjumpai Rabbku dalam keadaan tiada seorangpun yang menuntut kepadaku (di hadapan Allah) karena suatu kedhaliman yang aku lakukan dalam perkara darah maupun harta” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 1314, Abu Daawud no. 3451, Ibnu Maajah mo. 2200, dan yang lainnya; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan At-Tirmidziy 2/60].

14. Al-Baathin (الْبَاطِنُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ

“Yang Dhaahir dan Yang Batin” [QS. Al-Hadiid : 3].

15. Al-Barr (الْبَرُّ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

إِنَّا كُنَّا مِنْ قَبْلُ نَدْعُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيمُ

“Sesungguhnya kami dahulu menyembah-Nya. Sesungguhnya Dia-lah Yang melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang” [QS. Ath-Thuur : 28].

16. Al-Bashiir (الْبَصِيرُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

إِنَّ الَّذِينَ يُجَادِلُونَ فِي آَيَاتِ اللَّهِ بِغَيْرِ سُلْطَانٍ أَتَاهُمْ إِنْ فِي صُدُورِهِمْ إِلَّا كِبْرٌ مَا هُمْ بِبَالِغِيهِ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

“Sesungguhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka tidak ada dalam dada mereka melainkan hanyalah (keinginan akan) kebesaran yang mereka sekali-kali tiada akan mencapainya, maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat” [QS. Al-Mukmin : 56].

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat” [QS. Asy-Syuuraa : 11].

17. Adh-Dhaahir (الظَّاهِرُ)

Dalilnya yaitu QS. Al-Hadiid ayat 3 yang telah disebut sebelumnya.

Selain itu juga hadits tentang doa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam saat hendaktidur:

….اللَّهُمَّ أَنْتَ الْأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُونَكَ شَيْءٌ……

“…..Ya Allah, Engkau yaitu Al-Awwal, tidak ada sesuatu pun yang mendahului-Mu. Engkau yaitu Al-Aakhir, tidak ada sesuatu pun setelah-Mu. Engkau yaitu Adh-Dhaahir, maka tidak ada sesuatu di atas-Mu. Engkau yaitu Al-Baathin, tidak ada sesuatu yang lebih dekat dari-Mu…..” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 2713].

18. Dzul-Jalaali wal-Ikraam (ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

تَبَارَكَ اسْمُ رَبِّكَ ذِي الْجَلالِ وَالإكْرَامِ

“Maha Agung nama Tuhanmu Yang Mempunyai kebesaran dan karunia” [QS. Ar-Rahmaan : 78].

Juga hadits Tsaubaan radliyallaahu ‘anhu, ia berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنْصَرِفَ مِنْ صَلَاتِهِ اسْتَغْفَرَ اللَّهَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ قَالَ: اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

“yaitu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam apabila beliau hendak beranjak dari shalatnya, beliau beristighfar kepada Allah tiga kali, kemudian membaca : ‘Allahumma antas-salaam wa minkas-salaam tabaarakta yaa dzal-jalaali wal-ikraam” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 300,dan ia berkata : “Hadits ini hasan shahih”].

19. Al-Fattaah (الْفَتَّاحُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

قُلْ يَجْمَعُ بَيْنَنَا رَبُّنَا ثُمَّ يَفْتَحُ بَيْنَنَا بِالْحَقِّ وَهُوَ الْفَتَّاحُ الْعَلِيمُ

“Katakanlah: “Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dia-lah Maha Pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui” [QS. Saba’ : 26].

20. Al-Ghaalib (الْغَالِبُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

وَاللَّهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ

“Dan Allah Yang Berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya” [QS. Yuusuf : 21].

21. Al-Ghaffaar (الْغَفَّارُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

وَإِنِّي لَغَفَّارٌ لِمَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَى

“Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal shalih, kemudian tetap di jalan yang benar” [QS. Thaha : 82].

Juga hadits:

عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا تَضَوَّرَ مِنَ اللَّيْلِ، قَالَ: ” لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ، رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ “

Dari ‘Aaisyah, ia berkata : Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam apabila terbangun di waktu malam (dari tidurnya) mengucapkan : “Laa ilaha illallaah, al-waahidul-qahhaar, rabbus-samaawaati wal-ardli wa maa baina humaa al-‘aziizul-ghaffaar (tidak ada tuhan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah, Yang Maha Tunggal lagi Maha Kuasa. Rabb langit-langit dan bumi dan segala sesuatu yang ada di antara keduanya. Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”[Diriwayatkan oleh Ibnu Hibbaan no. 5530, An-Nasaa’iy dalam ‘Amalul-Yaum wal-Lailah no. 863, Al-Haakim 1/540, dan yang lainnya; dishahihkan oleh Al-Arna’uth dalam Takhriij Shahiih Ibni Hibbaan 12/340].

22. Al-Ghafuur (الْغَفُورُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

“Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [QS. Yuunus : 107].

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” [QS. Al-Mulk : 2].

23. Al-Ghaniy (الْغَنِيُّ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَإِنَّ اللَّهَ لَهُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ

“Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan segala yang ada di bumi. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya lagi Maha Terpuji” [QS. Al-Hajj : 64].

لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ

“Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi. Sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji” [QS. Luqmaan : 26].

24. Al-Haadiy (الْهَادِيُّ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ وَكَفَى بِرَبِّكَ هَادِيًا وَنَصِيرًا

“Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Tuhanmu menjadi Pemberi petunjuk dan Penolong” [QS. Al-Furqaan : 31].

25. Al-Haafidh (الْحَافِظُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

فَاللَّهُ خَيْرٌ حَافِظًا وَهُوَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

“Maka Allah yaitu sebaik-baik Penjaga dan Dia yaitu Maha Penyayang di antara para penyayang” [QS. Yuusuf : 64].

26. Al-Haasib (الْحَاسِبُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ

“Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan” [QS. Al-Anbiyaa : 47].

27. Al-Hafiidh (الْحَفِيظُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

إِنَّ رَبِّي عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَفِيظٌ

“Sesungguhnya Tuhanku yaitu Maha Pemelihara segala sesuatu” [QS. Huud : 57].

وَرَبُّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَفِيظٌ

“Dan Tuhanmu Maha Memelihara segala sesuatu” [QS. Saba’ : 21].

28. Al-Hakam (الْحَكَمُ)

Dalilnya yaitu sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَكَمُ وَإِلَيْهِ الْحُكْمُ

“Sesungguhnya Allah yaitu Al-Hakam, dan kepada-Nya lah dikembalikan semua hukum” [Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 4955, An-Nasaa’iy no. 5387, Al-Bukhaariy dalam Al-Adabul-Mufrad no. 811, dan yang lainnya; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan Abi Daawud, 3/216].

29. Al-Hakiim (الْحَكِيمُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

قَالَ بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنْفُسُكُمْ أَمْرًا فَصَبْرٌ جَمِيلٌ عَسَى اللَّهُ أَنْ يَأْتِيَنِي بِهِمْ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ

“Ya’qub berkata: “Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu. Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku; sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” [QS. Yuusuf : 83].

سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

“Bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi; dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” [QS. Ash-Shaff : 1].

30. Al-Haliim (الْحَلِيمُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَفُورٌ حَلِيمٌ

“Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun” [QS. Al-Baqarah : 235].

Juga hadits:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْعُو عِنْدَ الْكَرْبِ، يَقُولُ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ الْعَظِيمُ الْحَلِيمُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ

Dari Ibnu ‘Abbaas radliyallaahu ‘anhumaa, ia berkata : Saat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengalami kesedihan, beliau membaca : Tidak ada tuhan yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah, Yang Maha Agung lagi Maha Penyantun. Tidak ada tuhan yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah, Rabb langit dan bumi, serta rabb ‘Arsy yang mulia” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 6345 dan Muslim no. 2730].

31. Al-Hamiid (الْحَمِيدُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

الر كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ

“Alif, laam raa. (Ini yaitu) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji” [QS. Ibraahiim : 1].

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ

“Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji” [QS. Faathir : 15].

32. Al-Haqq (الْحَقُّ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

فَذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمُ الْحَقُّ فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلا الضَّلالُ فَأَنَّى تُصْرَفُونَ

“Maka (Dzat yang demikian) itulah Allah Tuhan kamu Yang Hak; maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)?” [QS. Yuunus : 6].

ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ

“(Kuasa Allah) yang demikian itu, yaitu karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Hak dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar” [QS. Al-Hajj : 62].

33. Al-Hasiib (الْحَسِيْبُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

وَكَفَى بِاللَّهِ حَسِيبًا

“Dan cukuplah Allah sebagai Pengawas (atas persaksian itu)” [QS. An-Nisaa’ : 6].

34. Al-Hayy (الْحَيُّ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ

“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya)” [QS. Al-Baqarah : 255].

وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ

“Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Hidup (Kekal) Yang tidak mati” [QS. Al-Furqaan : 58].

35. Al-Hayiy (الْحَيِيُّ)

Dalilnya yaitu sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

إِنَّ اللَّهَ حَيِيٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِي إِذَا رَفَعَ الرَّجُلُ إِلَيْهِ يَدَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا خَائِبَتَيْنِ

“Sesungguhnya Allah Maha Pemalu dan Pemurah. Ia malu bila seorang lelaki mengangkat kedua tangannya kepada-Nya lalu Dia mengembalikannya dalam keadaan kosong dan hampa” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 3556, Abu Daawud no. 1488, Ibnu Maajah no. 3865, dan yang lainnya; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahih Sunan Abi Daawud 1/409].

36. Al-Jabbaar (الْجَبَّارُ)

Dalilnya yaitu QS. Al-Hasyr : 23 dan sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

تَكُونُ الْأَرْضُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ خُبْزَةً وَاحِدَةً يَتَكَفَّؤُهَا الْجَبَّارُ بِيَدِهِ كَمَا يَكْفَأُ أَحَدُكُمْ خُبْزَتَهُ فِي السَّفَرِ

“Bumi pada hari kiamat akan menjadi satu adonan kue dan dibalikkan oleh Al-Jabbaar dengan tangan-Nya sebagaimana seseorang di antara kalian membalikkan adonan kuenya di saat melakukan safar” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 6520 dan Muslim no. 2792].

37. Al-Jamiil (الْجَمِيلُ)

Dalilnya yaitu sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ

“Sesungguhnya Allah itu yaitu Al-Jamiil, sehingga mencintai keindahan” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 91].

38. Al-Kaafiy (الْكَافِيُّ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

أَلَيْسَ اللَّهُ بِكَافٍ عَبْدَهُ

“Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya” [QS. Az-Zumar : 36].

39. Al-Kabiir (الْكَبِيرُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

ذَلِكُمْ بِأَنَّهُ إِذَا دُعِيَ اللَّهُ وَحْدَهُ كَفَرْتُمْ وَإِنْ يُشْرَكْ بِهِ تُؤْمِنُوا فَالْحُكْمُ لِلَّهِ الْعَلِيِّ الْكَبِيرِ

“Yang demikian itu yaitu karena kamu kafir apabila Allah saja yang disembah. Dan kamu percaya apabila Allah dipersekutukan, maka putusan (sekarang ini) yaitu pada Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar” [QS. Al-Mukmin : 12].

40. Al-Kariim (الْكَرِيمُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

أَيُّهَا الإنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ

“Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah” [QS. Al-Infithaar : 6].

41. Al-Khaaliq (الْخَالِقُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ

“Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu” [QS. Az-Zumar : 62].

Juga QS. Al-Hasyr : 24.

42. Al-Khabiir (الْخَبِيرُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ

“Dia mengetahui yang gaib dan yang nampak. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui” [QS. Al-An’aam : 73].

فَلَمَّا نَبَّأَهَا بِهِ قَالَتْ مَنْ أَنْبَأَكَ هَذَا قَالَ نَبَّأَنِيَ الْعَلِيمُ الْخَبِيرُ

“Maka tatkala (Muhammad) memberitahukan pembicaraan (antara Hafshah dan Aisyah) lalu Hafshah bertanya: “Siapakah yang telah memberitahukan hal ini kepadamu?” Nabi menjawab: “Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” [QS. At-Tahriim : 3].

43. Al-Khallaaq (الْخَلاَّقُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

إِنَّ رَبَّكَ هُوَ الْخَلاَّقُ الْعَلِيمُ

“Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah Yang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui” [QS. Al-Hijr : 86].

44. Al-Lathiif (اللَّطِيفُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

لا تُدْرِكُهُ الأبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الأبْصَارَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ

“Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui” [Al-An’aam : 103].

أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ

“Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?” [QS. Al-Mulk : 14].

45. Al-Majiid (الْمَجِيدُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

قَالُوا أَتَعْجَبِينَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ رَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الْبَيْتِ إِنَّهُ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

“Para malaikat itu berkata: “Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu yaitu) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah” [QS. Huud : 73].

46. Al-Maliik (الْمَلِيكُ)

47. Al-Muqtadir (الْمُقْتَدِرُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

فِي مَقْعَدِ صِدْقٍ عِنْدَ مَلِيكٍ مُقْتَدِرٍ

“Di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Berkuasa” [QS. Al-Qamar : 55].

48. Al-Malik (الْمَلِكُ)

49. Al-Mu’min (الْمُؤْمِنُ)

50. Al-Muhaimin (الْمُهَيْمِنُ)

51. Al-Mutakabbir (الْمُتَكَبِّرُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

هُوَ اللَّهُ الَّذِي لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ

“Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci, Allah dari apa yang mereka persekutukan” [QS. Al-Hasyr : 23].

52. Al-Mannaan (الْمَنَّانُ)

Dalilnya yaitu doa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدَ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الْمَنَّانُ بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ إِنِّي أَسْأَلُكَ

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan (bersaksi) bahwa bagi-Mu segala pujian, tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. (Engkaulah) Al-Mannaan (yang Maha Mengaruniai nikmat), yang menciptakan langit dan bumi (tanpa ada penciptaan seperti itu sebelumnya). Wahai Pemilik Keagungan dan Kemuliaan, wahai Yang Maha Hidup, wahai yang Maha Mengurus segala sesuatu, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu” [Diriwayatkan oleh An-Nasaa’iy no. 1300; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan An-Nasaa’iy1/416].

53. Al-Matiin (الْمَتِينُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ

“Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Maha Kokoh” [QS. Adz-Dzaariyaat : 58].

Juga hadits:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ، قَالَ: أَقْرَأَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي أَنَا الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ

Dari Ibnu Mas’uud, ia berkata : “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallammembacakan kepadaku firman Allah : ‘Sesungguhnya Aku yaitu Maha Pemberi Rizki, yang Mempunyai Kekuatan lagi Maha Kokoh” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 2940, Abu Daawud no. 3993, An-Nasaa’iy no. 547, dan yang lainnya; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan At-Tirmidziy 3/173].

54. Al-Maulaa (الْمَوْلَى)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآَتُوا الزَّكَاةَ وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ هُوَ مَوْلَاكُمْ فَنِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ

“Maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia yaitu Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong” [QS. Al-Hajj : 78].

55. Al-Mu’akhkhir (الْمُؤَخِّرُ)

Dalilnya yaitu doa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam setelah usai shalat:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، وَمَا أَسْرَفْتُ، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ

“Ya Allah ampunilah dosaku yang lalu dan akan datang, yang tersembunyi dan yang terang-terangan, serta dosa lain yang Engkau lebih mengetahuinya daripada aku. Engkau Yang mendahulukan dan Yang mengakhirkan. Tidak ada tuhan yang berhak diibadahi kecuali Engkau” [Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 1509, Ibnu Khuzaimah no. 723 & 743, Ibnu Hibbaan no. 1966 & 2025, dan yang lainnya; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan Abi Daawud 1/413].

56. Al-Mu’thiy (الْمُعْطِي)

Dalilnya yaitu sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ وَاللَّهُ الْمُعْطِي وَأَنَا الْقَاسِمُ

“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, niscaya Ia akan memberinya kepahaman dalam agama, dan Allah Yang memberi sedangkan akulah yang membagi…” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 3116].

57. Al-Mubiin (الْمُبِينُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

أَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ الْمُبِينُ

“Bahwa Allah lah Yang Benar, lagi Yang menjelaskan (segala sesuatu menurut hakikat yang sebenarnya)” [QS. An-Nuur : 25].

58. Al-Muhiith (الْمُحِيطُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ مُحِيطًا

“Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan yaitu (pengetahuan) Allah Maha Meliputi segala sesuatu” [QS. An-Nisaa’ : 126].

59. Al-Mujiib (الْمُجِيبُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُجِيبٌ

“Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)” [QS. Huud : 61].

60. Al-Muqaddim (الْمُقَدِّمُ)

Dalilnya yaitu doa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam saat tahajjud:

…..اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَوْ لَا إِلَهَ غَيْرُكَ

“…….Ya Allah hanya kepada-Mu aku berserah diri, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku bertawakal, kepada-Mu aku kembali, dengan hujjah-Mu aku bertikai, kepada-Mu aku memohon putusan hukuman. Ampunilah dosaku yang lalu dan akan datang, yang tersembunyi dan yang terang-terangan. Engkau Yang mendahulukan dan Yang mengakhirkan. Tidak ada tuhan yang berhak diibadahi kecuali Engkau” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 1120 & 6317].

61. Al-Muqiit (الْمُقِيتُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ مُقِيتًا

“Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” [QS. An-Nisaa’ : 85].

62. Al-Mushawwir (الْمُصَوِّرُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى

“Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik” [QS. Al-Hasyr : 24].

63. Al-Musta’aan (الْمُسْتَعَانُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

قَالَ رَبِّ احْكُمْ بِالْحَقِّ وَرَبُّنَا الرَّحْمَنُ الْمُسْتَعَانُ عَلَى مَا تَصِفُونَ

“(Muhammad) berkata: “Ya Tuhanku, berilah keputusan dengan adil. Dan Tuhan kami ialah Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Yang dimohonkan pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu katakan” [QS. Al-Anbiyaa’ : 112].

فَصَبْرٌ جَمِيلٌ وَاللَّهُ الْمُسْتَعَانُ عَلَى مَا تَصِفُونَ

“Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah Yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan” [QS. Yuusuf : 18].

64. Al-Muta’aaliy (الْمُتَعَالِيُّ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْكَبِيرُ الْمُتَعَالِ

“Yang mengetahui semua yang gaib dan yang nampak; Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi” [QS. Ar-Ra’d : 9].

65. An-Naashir (النَّاصِرُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

بَلِ اللَّهُ مَوْلاكُمْ وَهُوَ خَيْرُ النَّاصِرِينَ

“Tetapi (ikutilah Allah), Allahlah Pelindungmu, dan Dia-lah sebaik-baik Penolong” [QS. Al-An’aam : 150].

66. An-Nashiir (النَّصِيرُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

وَإِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَوْلاكُمْ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ

“Dan jika mereka berpaling, maka ketahuilah bahwasanya Allah Pelindungmu. Dia yaitu sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong” [QS. Al-Anfaal : 40].

67. Al-Qaabidl (الْقَابِضُ)

Dalilnya yaitu sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمُسَعِّرُ الْقَابِضُ الْبَاسِطُ الرَّزَّاقُ

“Sesungguhnya Allah-lah yang membuat ketetapan harga. Ia yaitu Al-Qaabidl (Maha menahan/menyempitkan rizki), Al-Baasith (Maha membentangkan/meluaskan rizki), Ar-Razzaaq (Maha menganugerahkan rizki)….” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 1314, Abu Daawud no. 3451, Ibnu Maajah mo. 2200, dan yang lainnya; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan At-Tirmidziy 2/60].

68. Al-Qaadir (الْقَادِرُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

فَقَدَرْنَا فَنِعْمَ الْقَادِرُونَ

“Lalu Kami tentukan (bentuknya), maka Kami-lah sebaik-baik Yang menentukan” [QS. Al-Mursalaat : 23].

69. Al-Qaahir (الْقَاهِرُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ

“Dan Dialah Yang Berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui” [QS. Al-An’aam : 18].

70. Al-Qadiir (الْقَدِيرُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

إِنْ تُبْدُوا خَيْرًا أَوْ تُخْفُوهُ أَوْ تَعْفُوا عَنْ سُوءٍ فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا قَدِيرًا

“Jika kamu menyatakan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa” [QS. An-Nisaa’ : 149].

71. Al-Qahhaar (الْقَهَّارُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

سُبْحَانَهُ هُوَ اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ

“Maha Suci Allah. Dia-lah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan” [QS. Az-Zumar : 4].

72. Al-Qariib (الْقَرِيبُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ

“Bahwasanya Aku yaitu dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku” [Al-Baqarah : 186].

73. Al-Qawiy (الْقَوِيُّ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

اللَّهُ لَطِيفٌ بِعِبَادِهِ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيزُ

“Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa” [QS. Asy-Syuuraa : 19].

74. Al-Qayyuum (الْقَيُّومُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ

“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya” [QS. Aali ‘Imraan : 2].

وَعَنَتِ الْوُجُوهُ لِلْحَيِّ الْقَيُّومِ وَقَدْ خَابَ مَنْ حَمَلَ ظُلْمًا

“Dan tunduklah semua muka (dengan berendah diri) kepada Tuhan Yang Hidup Kekal lagi senantiasa mengurus (makhluk-Nya). Dan sesungguhnya telah merugilah orang yang melakukan kedhaliman” [QS. Thaha : 111].

75. Al-Qudduus (الْقُدُّوسُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ

“Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” [QS. Al-Jum’ah : 1].

Juga dalam dzikir setelah shalat witir sebagaimana hadits Ubay bin Ka’bradliyallaahu ‘anhu:

أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُوتِرُ بِثَلَاثِ رَكَعَاتٍ، كَانَ يَقْرَأُ فِي الْأُولَى بِ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى وَفِي الثَّانِيَةِ بِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ وَفِي الثَّالِثَةِ بِ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَيَقْنُتُ قَبْلَ الرُّكُوعِ، فَإِذَا فَرَغَ قَالَ عِنْدَ فَرَاغِهِ: سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ يُطِيلُ فِي آخِرِهِنَّ

“Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam biasa shalat witir tiga raka’at. Pada raka’at pertama beliau membaca ‘sabbihisma Rabbikal-A’laa’ (QS. Al-A’laa), pada raka’at kedua beliau membaca ‘qul yaa ayyuhal-kaafiruun’ (QS. Al-Kaafiruun), dan pada raka’at ketiga beliau membaca ‘qul huwallaahu ahad’ (QS. Al-Ikhlaash). Beliau melakukan qunut sebelum rukuk. Apabila beliau telah selesai (dari shalatnya) membaca : subhaanal-malikil-qudduus (Maha Suci Allah Dzat Yang Merajai lagi Suci dari Kekurangan) sebanyak tiga kali dan memanjangkan di bagian akhirnya” [Diriwayatkan oleh Diriwayatkan oleh An-Nasaa’iy no. 1699 & 1701 & 1729, Abu Daawud no. 1430, Ahmad 5/123 (35/80), dan yang lainnya’ dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan An-Nasaa’iy 1/547-548].

76. Ar-Rabb (الرَّبُّ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ

“(Negerimu) yaitu negeri yang baik dan (Tuhanmu) yaitu Tuhan Yang Maha Pengampun” [QS. Saba’ : 15].

Juga sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

فَأَمَّا الرُّكُوعُ، فَعَظِّمُوا فِيهِ الرَّبَّ عَزَّ وَجَلَّ وَأَمَّا السُّجُودُ، فَاجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ

“Ketika rukuk, maka agungkanlah Ar-Rabb ‘azza wa jalla. Adapun ketika sujud, perbanyaklah berdoa, karena doa kalian berpeluang untuk dikabulkan”[Diriwayatkan oleh Muslim no. 479].

رِضَا الرَّبِّ فِي رِضَا الْوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ

“Keridlaan Rabb tergantung keridlaan orang tua, dan kemurkaan Rabb tergantung kemurkaan orang tua” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 1899, Al-Haakim 4/151 & 152, Ibnu Hibbaan no. 429, Al-Baghawiy no. 3423-3424, dan yang lainnya; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Silsilah Ash-Shahiihah no. 516].

77. Ar-Rafiiq (الرَّفِيقُ)

Dalilnya yaitu sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِي الْأَمْرِ كُلِّهِ

“Sesungguhnya Allah yaitu Ar-Rafiiq, yang mencintai kelembutan dalam segala perkara” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 6927 dan Muslim no. 2593].

78. Ar-Rahiim (الرَّحِيْمُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

فَتَلَقَّى آَدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

“Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang” [QS. Al-Baqarah : 37].

وَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ

“Dan Tuhanmu yaitu Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang” [QS. Al-Baqarah : 168].

79. Ar-Rahmaan (الرَّحْمَانُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang” [QS. Al-Faatihah : 1].

الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى

“(Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas ‘Arsy” [QS. Thaha : 4].

80. Ar-Raqiib (الرَّقِيبُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ

“Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkau-lah Yang mengawasi mereka” [QS. Al-Maaidah : 117].

وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ رَقِيبًا

“Dan yaitu Allah Maha Mengawasi segala sesuatu” [QS. Al-Ahzaab : 52].

81. Ar-Rauuf (الرَّءُوفُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

إِنَّهُ بِهِمْ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

“Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka” [QS. At-Taubah : 117].

82. Ar-Razzaaq (الرَّزَّاقُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ

“Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Maha Kokoh” [QS. Adz-Dzaariyaat : 58].

83. As-Salaam (السَّلامُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

هُوَ اللَّهُ الَّذِي لا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلامُ

“Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera” [QS. Al-Hasyr : 23].

84. As-Samii’ (السَّمِيعُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismaail (seraya berdoa): “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” [QS. Al-Baqarah : 127].

فَإِنْ آَمَنُوا بِمِثْلِ مَا آَمَنْتُمْ بِهِ فَقَدِ اهْتَدَوْا وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا هُمْ فِي شِقَاقٍ فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ وَهُوَ السَّمِيعُالْعَلِيمُ

“Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” [QS. Al-Baqarah : 137].

85. As-Sayyid (السَّيِّدُ)

Dalilnya yaitu hadits:

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ الشِّخِّيرٍ قَالَ: انْطَلَقْتُ فِي وَفْدِ بَنِي عَامِرٍ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْنَا: أَنْتَ سَيِّدُنَا، فَقَالَ: السَّيِّدُ اللَّهُ، قُلْنَا: وَأَفْضَلُنَا فَضْلًا وَأَعْظَمُنَا طَوْلًا، فَقَالَ: قُولُوا بِقَوْلِكُمْ أَوْ بَعْضِ قَوْلِكُمْ، وَلَا يَسْتَجْرِيَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ

Dari ‘Abdullah bin Asy-Syikhkhiir, ia berkata : Aku pernah pergi dalam rombongan delegasi Bani ‘Aamir kepada Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam. Lalu kami mengatakan : “Engkau yaitu sayyid kami”. Maka Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “As-Sayyid yaitu Allah”. Kami berkata : “Engkau yaitu orang yang paling mulia dan agung di antara kami”. Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallambersabda : “Katakanlah dengan ucapan kalian atau sebagian ucapan kalian, akan tetapi janganlah setan menggelincirkan kalian” [Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 4806, An-Nasaa’iy dalam Al-Kubraa 9/102-103 no. 10003-10005, dan yang lainnya; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan Abi Daawud 3/181].

86. As-Sittiir (السِّتِّيرُ)

Dalilnya yaitu sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ حَيِيٌّ سِتِّيرٌ يُحِبُّ الْحَيَاءَ وَالسَّتْرَ، فَإِذَا اغْتَسَلَ أَحَدُكُمْ، فَلْيَسْتَتِرْ

“Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla Maha pemalu dan Maha menutupi. Ia mencintai sifat malu dan sifat menutupi, maka bila seseorang dari kalian mandi hendaklah dia menutup diri” [Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 4012, An-Nasaa’iy no. 406-407, dan yang lainnya; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahih Sunan Abi Daawud 2/497].

87. As-Subbuuh (السُّبُّوحُ)

Dalilnya yaitu hadits:

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ فِي رُكُوعِهِ وَسُجُودِه: سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ، رَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ

Dari ‘Aaisyah : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallammengucapkan dalam rukuk dan sujudnya : ‘Subbuuhun Qudduusun Rabbul-malaaikati war-ruuh (Mahasuci, Maha Qudduus, Rabb para malaikat dan ruh)” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 487].

88. Ash-Shaadiq (الصَّادِقُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

وَعَلَى الَّذِينَ هَادُوا حَرَّمْنَا كُلَّ ذِي ظُفُرٍ وَمِنَ الْبَقَرِ وَالْغَنَمِ حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ شُحُومَهُمَا إِلا مَا حَمَلَتْ ظُهُورُهُمَا أَوِ الْحَوَايَا أَوْ مَا اخْتَلَطَ بِعَظْمٍ ذَلِكَ جَزَيْنَاهُمْ بِبَغْيِهِمْ وَإِنَّا لَصَادِقُونَ

“Dan kepada orang-orang Yahudi, Kami haramkan segala binatang yang berkuku; dan dari sapi dan domba, Kami haramkan atas mereka lemak dari kedua binatang itu, selain lemak yang melekat di punggung keduanya atau yang di perut besar dan usus atau yang bercampur dengan tulang. Demikianlah Kami hukum mereka disebabkan kedurhakaan mereka; dan sesungguhnya Kami yaitu Maha Benar” [QS. Al-An’aam : 146].

89. Ash-Shamad (الصَّمَدُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

اللَّهُ الصَّمَدُ

“Allah yaitu Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu” [Al-Ikhlaash : 2].

90. Asy-Syaafiy (الشَّافِيُّ)

Dalilnya yaitu doa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam kepada orang yang sakit:

أَذْهِبْ الْبَاسَ رَبَّ النَّاسِ، اشْفِ وَأَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا

“Hilangkanlah penyakit wahai Rabb sekalian manusia, dan berilah kesembuhan, Engkaulah Yang Maha Menyembuhkan, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, dengan kesembuhan yang tidak menyisakan penyakit yang lain” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 5675 & 5743 dan Muslim no. 2191].

91. Asy-Syaakir (الشَّاكِرُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

مَا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَآمَنْتُمْ وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا

“Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah yaitu Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui” [QS. An-Nisaa’ : 147].

92. Asy-Syahiid (الشَّهِيدُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ

“Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu” [QS. Al-Buruuj : 9].

93. Asy-Syakuur (الشَّكُورُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ

“Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri” [QS. Faathir : 30].

94. At-Tawwaab (التَّوَّابُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَأْخُذُ الصَّدَقَاتِ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

“Tidakkah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat, dan bahwasanya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang?” [QS. At-Taubah : 104].

ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْ لِيَتُوبُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

“Kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam tobatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang” [QS. At-Taubah : 118].

95. Ath-Thayyib (الطَّيِّبُ)

Dalilnya yaitu sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا

“Wahal sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu yaitu Thayyib, Ia tidak menerima kecuali yang baik” [Diriwayatkan oleh Muslim 1015, At-Tirmidziy no. 2989, dan yang lainnya].

96. Al-Waahid (الْوَاحِدُ)

Dalilnya yaitu perkataan Yuusuf ‘alaihis-salaam dalam firman Allah ta’ala:

يَا صَاحِبَيِ السِّجْنِ أَأَرْبَابٌ مُتَفَرِّقُونَ خَيْرٌ أَمِ اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ

“Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?” [QS. Yusuuf : 39].

يَوْمَ هُمْ بَارِزُونَ لَا يَخْفَى عَلَى اللَّهِ مِنْهُمْ شَيْءٌ لِمَنِ الْمُلْكُ الْيَوْمَ لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ

“(yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tiada suatu pun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (Lalu Allah berfirman): “Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?” Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan” [QS. Al-Mukmin : 16].

97. Al-Waarits (الْوَارِثُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

وَإِنَّا لَنَحْنُ نُحْيِي وَنُمِيتُ وَنَحْنُ الْوَارِثُونَ

“Dan sesungguhnya benar-benar Kami-lah yang menghidupkan dan mematikan dan Kami (pulalah) yang mewarisi” [QS. Al-Hijr : 23].

98. Al-Waasi’ (الْوَاسِعُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

وَاللَّهُ يُؤْتِي مُلْكَهُ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

“Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui” [QS. Al-Baqarah : 247].

99. Al-Waduud (الْوَدُودُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

وَهُوَ الْغَفُورُ الْوَدُودُ

“Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih” [QS. Al-Buruuj : 14].

100. Al-Wahhaab (الْوَهَّابُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

“(Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)” [QS. Aali ‘Imraan : 8].

101. Al-Wakiil (الْوَكِيلُ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلا

“Dan tawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah menjadi Pelindung” [QS. An-Nisaa’ : 81].

102. Al-Waliy (الْوَلِيُّ)

Dalilnya yaitu firman Allah ta’ala:

وَهُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِنْ بَعْدِ مَا قَنَطُوا وَيَنْشُرُ رَحْمَتَهُ وَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيدُ

“Dan Dialah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji” [QS. Asy-Syuuraa : 28].

103. Al-Witr (الْوِتْرُ)

Dalilnya yaitu hadits:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، رِوَايَةً قَالَ: ” لِلَّهِ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ اسْمًا، مِائَةٌ إِلَّا وَاحِدًا لَا يَحْفَظُهَا أَحَدٌ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَهُوَ وَتْرٌ يُحِبُّ الْوَتْرَ “

Dari Abu Hurairah secara periwayatan (dari Nabi), berkata : “Sesungguhnya Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu. Tidaklah ada yang menghapalnya kecuali ia akan masuk surga. Dan Ia (Allah) yaitu Al-Witr dan Ia menyukai al-witir (yang ganjil)” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 6410].

Ketahui juga 20 sifat wajib Allah dan sifat mustahil bagi Allah serta sifat jaiz Allah yang sebagai seorang muslim diwajibkan untuk mempelajari dan mengetahui terlebih bisa menghafal serta dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala .

Nama Allah Yang Paling Agung

Allah memiliki nama-nama yang sangat banyak sekali, yang biasa kita ketahui dan hafal seperti 99 asmaul husna dan juga 103 nama yang telah diberikan sesuai dalilnya, ada nama Allah yang paling agung di antara nama-nama Allah.

Nama Allah yang paling agung telah disebut Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai Ismullah al-A’dzam.

Ismullah al-A’dzam artinya nama Allah yang paling agung

Dalil 1

Hadist dari Buraidah bin Hashib Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendengar ada orang yang membaca kalimat :

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ بِأَنِّى أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ الأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِى لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu karena aku bersaksi bahwa Engkau adalah Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Yang Maha Esa, yang menjadi tempat bergantung semua makhluk-Nya, tidak beranak dan tidak dilahirkan. Dan tidak ada seorangpun yang sepadan dengan-Nya.

Kemudian beliau Rasulullah bersabda menyebutkan keutamaannya,

وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَقَدْ سَأَلَ اللَّهَ بِاسْمِهِ الأَعْظَمِ الَّذِى إِذَا دُعِىَ بِهِ أَجَابَ وَإِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى

Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh orang ini telah meminta kepada Allah dengan ismullah al-a’dzam (nama Allah yang paling agung), dimana, ketika seseorang berdoa dengan menyebut nama itu, maka doanya akan diijabahi. Daan apabila dia meminta kepada Allah dengan menyebut nama itu, maka dia akan diberi.

(HR. Ahmad 23654, Abu Daud 1495, Turmudzi 3812,  dan disahihkan Syuaib al-Arnauth).

Dalil 2

Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu menceritakan, bahwa beliau pernah duduk bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sementara ada orang yang shalat. Kemudian orang ini membaca kalimat :

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ الْمَنَّانُ بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ يَا حَىُّ يَا قَيُّومُ

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu bahwa sesungguhnya segala pujian hanya milik-Mu, tiada sembahan yang benar kecuali Engkau, Yang Maha Pemberi karunia, Pencipta langit dan bumi, wahai Yang Maha Memiliki keagungan dan kemuliaan, wahai Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri.

Mendengar itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لَقَدْ دَعَا اللَّهَ بِاسْمِهِ الْعَظِيمِ الَّذِى إِذَا دُعِىَ بِهِ أَجَابَ وَإِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى

Sungguh dia telah berdoa kepada Allah dengan nama-Nya yang paling agung, yang jika seseorang berdoa kepada-Nya dengan nama tersebut maka Allah akan mengabulkannya, dan jika dia meminta kepada-Nya dengan nama tersebut maka Allah akan memenuhi permintaannya.

(HR. Ahmad 12946, Abu Daud 1497, Nasai 1308, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Dalil 3

Hadist dari Asma bintu Yazid, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فِي هَذه الْآيَتَيْنِ {اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ}  وَ {الم اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ} إِنَّ فِيهِمَا اسْمَ اللهِ الْأَعْظَمَ

Sesungguhnya pada dua ayat ini, [اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ] dan ayat [الم اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ] terdapat Ismullah al-A’dzam.

(HR. Ahmad 27611, ad-Darimi 3456 dan dihasankan al-Albani).

Dalil 4

Hadist dari Abu Umamah Radhiyallahu ‘anhu, yaitu :

اسْمُ اللَّهِ الأَعْظَمُ الَّذِى إِذَا دُعِىَ بِهِ أَجَابَ فِى سُوَرٍ ثَلاَثٍ الْبَقَرَةِ وَآلِ عِمْرَانَ وَطَهَ

Ismullah al-A’dzam, apabila orang berdoa dengan menyebut namanya itu maka doanya akan dikabulkan, ada di tiga surat: al-Baqarah, Ali imran, dan Thaha.

(HR. Ibnu Majah 3988, dan dishahihkan al-Albani)

Abu Abdurrahman al-Qosim mengatakan, Akupun mencarinya dalam al-Quran, ternyata :

Di surat al-Baqarah ada di awal ayat kursi,

اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ

Kemudian di surat Ali Imran ada di ayat kedua,

اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ

Dan di surat Thaha ada di ayat 111 :

وَعَنَتِ الْوُجُوهُ لِلْحَيِّ الْقَيُّومِ

(Silsilah as-Shahihah, 2/371).

Berdasarkan 4 dalil hadist shahih diatas semua mengandung Ismullah al-A’dzam ( nama Allah yang paling agung ) diantaranya :

  • Allah [الله]
  • Al-Ahad [الأَحَدُ]
  • As-Shamad [الصَّمَدُ]
  • Al-Mannan [الْمَنَّانُ]
  • Pencipta langit dan bumi [بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ]
  • Pemilik keagungan dan kemuliaan [ذُو الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ]
  • Al-Hayyu [الْحَيُّ]
  • Al-Qoyyum [الْقَيُّومُ]

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut Ismullah al-A’dzam sebagai pengantar kemujaraban doa dan permohonan hamba menjadi lebih berpeluang untuk dikabulkan.

Hukum Memberi Nama Dengan Salah Satu Nama-nama Allah

Nama-nama Allah yang baik, ada yang tidak boleh (dilarang keras) dan ada yang diperbolehkan untuk digunakan dalam memberi nama anak.

1. Nama-nama yang tidak boleh digunakan sebagai nama anak yaitu nama-nama Allah yang mengandung sifat yang hanya khusus dimiliki oleh Allah Ta’ala

Seperti Al Khaliq, Ar Rahman, Al Qayyum, Al Ilah, Ar Razzaq, Al Bari, Ash Shamad dan lainnya

Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam melarang menggunakan nama-nama tersebut, karena di dalamnya terdapat suatu penyerupaan dengan Allah pada nama dan sifat-Nya.

Jadi hanya Allah yang berhak dengan nama tersebut, seperti Al Khaliq yaitu Yang Maha Pencipta maka hanya Allah sajalah sang pencipta segala sesuatu, dan tidak ada sang pencipta selain Allah.

2. Nama-nama yang boleh digunakan sebagai nama anak yaitu nama yang mengandung sifat yang tidak dikhususkan bagi Allah Ta’ala.

Misalnya Al Halim, Al Hakim, Al Aziz, Ar Rahim, Ar Rauf dan lain sebagainya yang semisal.

Meskipun diperbolehkan, tetapi disunnahkan untuk menambahkan nama penghambaan di depannya, yaitu dengan menggunakan kata “abdul” untuk laki-laki, seperti: Abdul Halim, Abdurrahman.

Amalan Asmaul Husna
1. Amalan Asmaul Husna Yang Salah
Apakah ada amalan khusus Asmaul Husna ?
Banyak tersebar di berbagai media online baik situs, blog maupun media sosial berbagai amalan asmaul husna yang tidak di benarkan!
Kita harus sepakat terlebih dahulu bahwa ibadah itu harus didasari dengan niat karena Allah Ta’ala dan yang kedua sesuai syariat yang telah di tetapkan sesuai tuntunan Rasulullah.
Jadi apabila ada amalan yang tidak sesuai dengan syariat lalu kita lakukan maka bisa jadi itu bukan ibadah dan menjadi pekerjaan yang sia-sia saja. 
Tapi bukan itu yang di takutkan karena yang dilarang keras adalah membuat amalan baru yang tidak ada perintah atau tuntunan yang diajarkan Rosulullah dan juga para sahabat tidak ada yang melakukan termasuk generasi berikutnya para imam 4 mazhab.
Amalan harus dengan dalil yang shahih dan pemahaman yang benar.
Pendapat yang mengatakan setiap nama Asmaul Husna memiliki keutamaan dan khasiat khusus adalah tidak berdalil yang jelas bahkan mengada-ngada di dalam beragama.
Di halaman pertama hasil penelusuran google.co.id di posisi pertama saja dapat ditemukan khasiat khusus dari setiap nama-nama asmaul husna, seperti :
As Salaam jika dibacakan 120 kali pada orang yang sakit maka akan sembuh sebelum ajal, amalan salah tidak berdalil jelas.
Al Ahad bagi yang membaca dalam keadaan wudhu 19 kali setelah sholat subuh maka doanya akan di kabulkan, amalan salah tidak berdalil jelas.
Amalan khusus ini semua tidak dibenarkan karena tidak ada dalil yang shahih dan tidak ada contoh dari Rasulullah juga para sahabat.
Syeikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr hafidzahullahu menyebutkan beberapa kesalahan yang terjadi dalam pengamalan asmaul husna yaitu menyangka bahwa setiap nama diantara nama-nama Allah yang husna memiliki keutamaan penyembuhan untuk penyakit tertentu.
Ada nama khusus untuk penyakit-penyakit mata, telinga, tulang, kepala dan lainnya dengan menentukan untuk setiap penyakit beberapa nama-nama Allah.
Beliau mengatakan ini semua adalah kebathilan yang Allah tidak menurunkan dalil tentangnya, tidak berdasarkan hujjah dan keterangan yang jelas
2. Amalan Asmaul Husna Yang Benar 
Cara mengamalkan Asmaul Husna yang paling benar adalah berdasarkan dalil Al-Quran yaitu berdoa kepada Allah dengan Asmaul Husna dan berdoa dengan nama Allah yang sesuai dengan keadaannya.
Allah ta’ala berfirman dalam Surat Al-A’raf Ayat 180 :
وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا ۖ وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ ۚ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Artinya : Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
Contohnya bisa ber-Doa Asmaul Husna dengan cara berikut :
Ya Razzaq, urzuqni (Wahai Yang Maha Pemberi rezeki, berilah aku rezeki)
Ya Rahman, irhamni (Wahai Yang Maha Penyayang, sayangilah aku)
Setelah melakukan berdoa sesuai dengan cara yang benar lalu sebagai seorang muslim bila meminta rezeki maka memaksimalkan usaha/ikhtiar dengan bekerja yang baik, dan menyerahkan hasilnya kepada Allah semata.
“Jika salah seorang di antara kamu berdoa, hendaknya memulai dengan memuji dan menyanjung Tuhannya, dan ber-Sholawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam , kemudian berdoa apa yang dia kehendaki.”

(HR. Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i dan Ahmad, di-shahih-kan oleh Al-Albani).

Tinggalkan komentar