Bacaan Bismillah dan Keutamaan Membaca bismillāhir-raḥmānir-raḥīmi

بسم الله الرحمن الرحيم
Bacaan bismillah dalam bahasa Indonesia : bismillāhir-raḥmānir-raḥīmi
Artinya “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Bacaan Bismillah dalam tulisan arab بسم الله artinya “Dengan menyebut nama Allah”, bacaan Bismillah disebut Tasmiyah. Dalam agama Islam bagi setiap umatnya sangat dianjurkan sekali untuk membacanya dalam memulai setiap kegiatannya. Sehingga dengan membaca Bismillah maka apa yang dikerjakan diniatkan atas nama Allah dan tujuannya semoga mendapatkan Ridha atas pekerjaan tersebut dari Allah.
Kitab suci Al Qur’an pada setiap suratnya diawali dengan membaca bismillāhir-raḥmānir-raḥīmi, kecuali surat At Taubah tidak diawali dengan membaca Bismillah cukup diawali membaca Ta’awudz : A`ūdzu billāhi minas-syaitānir-rajīmi dalam membacanya karena pada surat itu Allah menyatakan kemarahannya kepada kaum kafir yang melanggar perjanjian. Dianjurkan dalam membaca setiap surat Al Quran kecuali surat At Taubah untuk membaca Ta’awudz : A`ūdzu billāhi minas-syaitānir-rajīmi
Di dalam Al Qur’anul Karim yang merupakan Firman Allah yang memberikan petunjuk jalan yang lurus dan memberikan bimbingan kepada umat manusia dalam menempuh perjalanan sepanjang hidupnya dari masa ke masa agar mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat
Pada Al Quran Surat Al fatihah diawali dengan Membaca bismillāhir-raḥmānir-raḥīmi, lalu pada Al Quran Surat An Naml ayat 30 :
إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”. (QS: An-Naml Ayat: 30)
Keutamaan Bismillah banyak diriwayatkan diantaranya sabda Nabi Muhammad SAW : Ketika ayat Bismillahirahmanirrahim diturunkan, awan awan lari ketimur, angin tidak bergerak namun laut bergelombang, binatang-binatang dengan penuh perhatian mendengarkan apa yang terjadi, setan-setan di rajam / dilempari panah api dari langit dan Allah bersumpah demi kemulianNya dan kebesaranNya bahwa menyebut namaNya atas sesuatu niscaya Allah limpahkan berkah pada sesuatu itu (HR Ibnu Marwah).
Sahabat belajar islam yang berkunjung, banyak sekali hadits mengenai anjuran untuk membaca Bismillah, diantaranya adalah sebagai berikut ini :
Bacaan Bismillah dan Keutamaan Membaca bismillāhir-raḥmānir-raḥīmi

Dari ‘Amr bin Abu Salamah Ra, katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda kepadaku: “Ucapkanlah Bismillah dan makanlah dengan tangan kananmu serta makanlah dari makanan yang ada di dekatmu.” (Muttafaq ‘alaih)
Apabila kamu lupa menyebut “Bismillah” pada awal makan hendaklah mengucapkan: Bismillahi awwaalahu wa aakhirohu “Bismillah pada awal dan akhirnya”. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Dari Abu Abdillah yaitu Usman bin Abul ‘Ash r.a. bahwasanya ia mengadu kepada Rasulullah s.a.w. karena adanya suatu penyakit yang diderita dalam tubuhnya, lalu Rasulullah s.a.w. bersabda padanya: “Letakkanlah tanganmu pada tempat yang engkau rasa sakit dari tubuhmu itu, kemudian ucapkanlah “Bismillah” tiga kali, lalu ucapkanlah pula sebanyak tujuh kali -yang artinya-: “Saya mohon perlindungan dengan kemuliaan Allah dan kekuasaanNya dari keburukannya sesuatu yang saya peroleh dan saya takutkan.” (Riwayat Muslim)
Dari Aisyah Ra, katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Apabila seorang dari engkau semua makan, maka hendaklah menyebutkan nama Allah Ta’ala -yakni mengucapkan Bismillah-. Jikalau ia terlupa menyebutkan nama Allah Ta’ala pada permulaan makannya itu, maka hendaklah mengucapkan: “Bismillahi awwalahu wa akhirahu,” artinya: Dengan nama Allah pada permulaan -makan- dan pada penghabisannya.” [HR Tirmidzi dan Abu Daud – Sahih]
Dari Umayyah bin Makhsyi as-Shahabi r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. -pada suatu ketika- duduk di situ ada seorang lelaki yang makan lalu tidak mengucapkan Bismillah, sehingga makanannya tidak tertinggal melainkan sesuap saja. Setelah orang itu mengangkatkan sesuatu yang tertinggal tadi di mulutnya, tiba-tiba ia mengucapkan: Bismillahi awwalahu wa akhirahu.” Kemudian Nabi s.a.w. ketawa latu bersabda: “Tidak henti-hentinya syaitan tadi makan bersama orang itu. Tetapi setelah ia ingat untuk mengucapkan nama Allah -yakni setelah membaca Bismillah, maka syaitan tadi memuntahkan seluruh makanan yang telah ada dalam perutnya-. (Riwayat Abu Dawud dan Nasa’i)
Dari Aisyah Ra, katanya: “Rasulullah s.a.w. -pada suatu ketika- hendak makan sesuatu makanan bersama enam orang sahabat-sahabatnya. Lalu datanglah seorang A’rab -penghuni pedalaman negeri Arab-, kemudian makan makanan itu dalam dua kali suap saja. Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: “Sesungguhnya saja andaikata orang ini suka membaca Bismillah -sebelum makannya tadi- niscaya makanan itu dapat mencukupi engkau semua pula -karena adanya keberkahan dalam makanan itu-.”[HR Tirmidzi – Sahih]
Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Apabila salah seorang mereka akan menggauli istrinya, hendaklah ia membaca: “Bismillah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami”. Sebab jika ditakdirkan hubungan antara mereka berdua tersebut membuahkan anak, maka setan tidak akan membahayakan anak itu selamanya. (Shahih Muslim No.2591)
Dari Umar bin Abu Salamah radhiallahu ‘anhuma, katanya: “Saya -pada ketika itu- adalah seorang anak yang ada di bawah pengawasan Rasulullah s.a.w., tanganku berputar-putar ke sekitar piring -kalau makan-. Lalu Rasulullah s.a.w. bersabda kepadaku: “Hai anak, ucapkanlah Bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah dari apa-apa yang dekat denganmu.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari Anas r.a. katanya Rasulullah s.a.w. bersabda: “Barangsiapa yang mengucapkan, yakni ketika keluar dari rumahnya: Bismillah, tawakkaltu ‘alallah wala haula wala quwwata illabillah -artinya: Dengan menyebut nama Allah, saya bertawakkal kepada Allah dan tiada daya serta tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah, maka kepada orang itu dikatakanlah: “Engkau telah diberi petunjuk, telah pula dicukupi keperluanmu, dan telah diberi penjagaan. Syaitanpun menyingkirlah dari orang tersebut.” Diriwayatkan oleh Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa’i
Dari Ibnu Abbas raaniailahu ‘anhuma, katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Janganlah engkau semua minum sekaligus seperti minumnya unta, tetapi minumlah dua kali atau tiga kali. Bacalah Bismillah jikalau engkau semua memulai minum dan bacalah Alhamdulillah jikalau engkau semua angkat -yakni selesai minum-.” Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi
Dari Wahsyi bin Harb r.a. bahwasanya para sahabat Rasulullah s.a.w. berkata; “Ya Rasulullah, sesungguhnya kita semua ini makan dan tidak kenyang.” Beliau s.a.w. bersabda: “Barangkali engkau semua berpisah-pisah -dalam makan itu-.” Mereka menjawab: “Ya.” Beliau s.a.w. bersabda lagi: “Maka dari itu berkumpullah engkau semua kepada makananmu itu dan sebutkanlah nama Allah -yakni bacalah Bismillah-, tentu akan diberkahi dalam makanan itu.” (Riwayat Abu Dawud)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Apabila seorang dari kamu sekalian ingin berbaring ke tempat tidurnya, maka hendaklah ia memegang ujung kainnya lalu kirapkanlah tempat tidurnya (menghilangkan debu) serta bacalah bismillah, sebab dia tidak mengetahui apa yang tinggalkan setelahnya di atas tempat tidurnya itu. Kemudian jika ia hendak berbaring, maka berbaringlah di atas sisi kanannya dan bacalah doa: “Maha Suci Engkau, ya Allah Tuhanku, karena Engkaulah aku membaringkan tubuhku dan karena Engkau pulalah aku mengangkatnya. Apabila Engkau mencabut jiwaku, maka ampunilah ia dan apabila Engkau melepaskannya (menghidupkan) maka jagalah ia sebagaimana Engkau menjaga hamba-hamba-Mu yang saleh”. (Shahih Muslim No.4889)
Dari Hudzaifah r.a., katanya: “Kita semua itu apabila mendatangi makanan bersama Rasulullah s.a.w., maka kita tidak akan meletakkan tangan-tangan kita lebih dulu sebelum Rasulullah s.a.w. memulainya, lalu beliau meletakkan tangannya. Sesungguhnya kita semua pernah mendatangi makanan pada suatu ketika bersama beliau s.a.w., lalu datanglah seorang jariah -wanita-, mungkin seorang hamba sahaya atau seorang merdeka, seolah-olah ia dijorokkan -seperti didorong kedepan karena amat cepat jalannya-, lalu ia maju untuk meletakkan tangannya pada makanan, kemudian Rasulullah s.a.w. mengambil tangannya -dilarang makan dulu-. Seterusnya datang pulalah seorang A’rab -penghuni pedalaman negeri Arab-, seolah-olah ia dijorokkan, lalu tangannya diambil pula oleh beliau s.a.w. Setelah itu Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya syaitan itu mencari halalnya makanan itu apabila tidak disebutkan nama Allah Ta’ala atasnya -yakni tidak dibacakan Bismillah lebih dulu-. Sebenarnya syaitan itu datang dengan membawa jariah ini untuk mencari halalnya makanan ini baginya, tetapi saya telah mengambil -yakni menahan- tangannya. Kemudian datang pulalah syaitan tadi dengan membawa orang A’rab ini untuk mencari halalnya makanan ini baginya, lalu saya ambil pula tangannya. Demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaanNya, sesungguhnya tangan syaitan itu ada di dalam genggaman tanganku ini bersama kedua tangan orang yang kupegang ini.” Sesudah itu beliau s.a.w. menyebutkan nama Allah Ta’ala -yakni membaca Bismillah- lalu makan.” (Riwayat Muslim)
Dari Ali bin Rabi’ah, katanya: “Saya menyaksikan Ali bin Abu Thalib r.a. diberi seekor kendaraan untuk dinaiki olehnya. Ketika ia meletakkan kakinya pada pijakan kaki, ia berkata -yang artinya-: “Dengan nama Allah -Bismillah-.” Setelah berada di punggungnya, lalu mengucapkan -yang artinya-: “Segenap puji bagi Allah yang menundukkan kendaraan ini untuk kita dan kita tidak kuasa mengendalikannya tanpa pertolongan Allah. Sesungguhnya kita akan kembali kepadaNya.” Selanjutnya ia mengucapkan -yang artinya-: “Segenap puji bagi Allah -Alhamdulillah-,” tiga kali. Seterusnya mengucapkan -yang artinya-: “Allah adalah Maha Besar -Allahu Akbar-,” tiga kali. Kemudian mengucapkan pula -yang artinya-: “Maha Suci Engkau, sesungguhnya saya menganiaya diri saya sendiri, maka berikanlah pengampunan kepada saya, sesungguhnya saja tidak ada yang dapat memberikan pengampunan melainkan Engkau.” Setelah mengucapkan semua itu lalu Ali r.a. ketawa. Kepadanya ditanyakan: “Ya Amirul mu’minin, mengapa Anda ketawa?” Ia menjawab: “Saya pernah melihat Nabi s.a.w. mengerjakan sebagaimana yang saya kerjakan itu, lalu beliau s.a.w. ketawa. Saya bertanya: “Ya Rasulullah, karena apakah Tuan ketawa?” Beliau s.a.w. menjawab: “Sesungguhnya Tuhanmu yang Maha Suci itu merasa heran terhadap hambaNya apabila ia mengucapkan: “Ampunkanlah untukku dosa-dosaku,” ia mengetahui bahwasanya memang tidak ada yang kuasa mengampuni dosa selain daripadaKu.” Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud serta Tirmidzi.
Bacaan Bismillah dan Keutamaan Membaca bismillāhir-raḥmānir-raḥīmi berdasarkan Al Quran dan Hadits banyak sekali manfaatnya untuk kita sebagai seorang muslim dalam kehidupan ini disegala kegiatan agar mendapatkan Ridho dan Berkah dari Allah.

Tinggalkan komentar